25.7 C
Jayapura
Friday, 24 March 2023

Perayaan Imlek Jadi Harapan Dongkrak Ekonomi Tiongkok

RADARPAPUA.ID – Kasus Covid-19 di Tiongkok masih tinggi. Kebijakan ketat diambil. Meski begitu pemerintah pusat tak mau ini berdampak pada perayaan Imlek atau tahun baru warga Tionghoa yang berlangsung pada 1 Februari mendatang.

Pemerintah daerah diminta untuk membuat kebijakan yang membantu mendongkrak konsumsi penduduk dan menggeliatkan perekonomian.

‘’Pemerintah daerah harus menghindari aturan pandemi yang disederhanakan yaitu satu kebijakan untuk semua, serta meminimalkan dampak langkah yang diambil pada kehidupan masyarakat,’’ bunyi pernyataan Komisi Reformasi dan Pembangunan Nasional (NDRC) Tiongkok, Minggu (16/1).

Biasanya penduduk Tiongkok mulai pulang ke kampung halaman 15 hari sebelum hari raya tiba. Itu berlangsung hingga 40 hari. Mereka menyebutnya dengan Chunyun. Mudik imlek merupakan migrasi manusia terbesar di dunia setiap tahunnya.

NDRC menegaskan bahwa tempat-tempat yang beresiko rendah boleh melakukan perjalanan pendek dari wilayah perkotaan ke pedesaan. Suplai bahan pokok sehari-sehari selama masa liburan juga harus ditingkatkan. Mereka juga mendukung perkembangan pasar properti yang sehat. Pemerintah daerah diminta melakukan pengawasan agar persaingan tidak sehat dan monopoli selama periode libur tahun baru imlek bisa dihindari.

’’Langkah-langkah tersebut bertujuan untuk menarik potensi belanja konsumen dan mendorong awal yang stabil untuk pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama,’’ terang NDRC seperti dikutip Channel News Asia.

Pertumbuhan ekonomi Tiongkok kemungkinan melambat akibat berbagai faktor. Yakni turunnya permintaan properti, pembatasan hutang dan aturan ketat Covid-19.

Hingga detik ini Tiongkok memang masih menerapkan kebijakan nol kasus dengan melakukan lockdown lokal. Sabtu (15/1) ada 119 kasus baru dan 65 di antaranya adalah penularan lokal yang terjadi di Tianjin, Henan, Beijing, Guangdong dan Shaanxi. (Jawa Pos)

RADARPAPUA.ID – Kasus Covid-19 di Tiongkok masih tinggi. Kebijakan ketat diambil. Meski begitu pemerintah pusat tak mau ini berdampak pada perayaan Imlek atau tahun baru warga Tionghoa yang berlangsung pada 1 Februari mendatang.

Pemerintah daerah diminta untuk membuat kebijakan yang membantu mendongkrak konsumsi penduduk dan menggeliatkan perekonomian.

‘’Pemerintah daerah harus menghindari aturan pandemi yang disederhanakan yaitu satu kebijakan untuk semua, serta meminimalkan dampak langkah yang diambil pada kehidupan masyarakat,’’ bunyi pernyataan Komisi Reformasi dan Pembangunan Nasional (NDRC) Tiongkok, Minggu (16/1).

Biasanya penduduk Tiongkok mulai pulang ke kampung halaman 15 hari sebelum hari raya tiba. Itu berlangsung hingga 40 hari. Mereka menyebutnya dengan Chunyun. Mudik imlek merupakan migrasi manusia terbesar di dunia setiap tahunnya.

NDRC menegaskan bahwa tempat-tempat yang beresiko rendah boleh melakukan perjalanan pendek dari wilayah perkotaan ke pedesaan. Suplai bahan pokok sehari-sehari selama masa liburan juga harus ditingkatkan. Mereka juga mendukung perkembangan pasar properti yang sehat. Pemerintah daerah diminta melakukan pengawasan agar persaingan tidak sehat dan monopoli selama periode libur tahun baru imlek bisa dihindari.

’’Langkah-langkah tersebut bertujuan untuk menarik potensi belanja konsumen dan mendorong awal yang stabil untuk pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama,’’ terang NDRC seperti dikutip Channel News Asia.

Pertumbuhan ekonomi Tiongkok kemungkinan melambat akibat berbagai faktor. Yakni turunnya permintaan properti, pembatasan hutang dan aturan ketat Covid-19.

Hingga detik ini Tiongkok memang masih menerapkan kebijakan nol kasus dengan melakukan lockdown lokal. Sabtu (15/1) ada 119 kasus baru dan 65 di antaranya adalah penularan lokal yang terjadi di Tianjin, Henan, Beijing, Guangdong dan Shaanxi. (Jawa Pos)

MOST READ

Artikel Terbaru

Artikel Lain