RADARPAPUA.ID – Situasi di wilayah perbatasan Ukraina-Rusia dan area yang dikuasai oleh pemberontak kian tegang sejak Kamis (17/2).
Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov menegaskan bahwa ketegangan di sekitar wilayah Ukraina Utara kini ada di titik puncak. Provokasi sedikit saja bisa memicu konsekuensi yang buruk.
Militer Ukraina langsung menampik tudingan Rusia tersebut. Versi Kiev, pasukan mereka sudah menerima perintah untuk tidak menyerang. Itu dilakukan agar ketegangan di wilayah perbatasan tidak meningkat.
Pemerintah Ukraina tidak ingin terprovokasi. Itu karena Kiev dan negara-negara Barat yang menjadi sekutunya meyakini, bahwa serangan balik akan dijadikan alasan oleh Rusia untuk menyerang.
’’Kami tidak bisa menghentikan mereka (Rusia, Red) membuat berita palsu tersebut, tapi kami selalu menekankan bahwa kami tidak menembaki infrastruktur sipil serta beberapa wilayah di Rostov atau area apapun lainnya,’’ ujar Juru Bicara Militer Ukraina Pavlo Kovalchuk. Tudingan serangan oleh Rusia itu dinilai provokasi yang disengaja.
Versi Ukraina, saat ini justru ada 150 ribu tentara Rusia di perbatasan yang siap menyerang. Tidak ada pengurangan pasukan Rusia sama sekali seperti klaim Moskow belakangan. (Jawa Pos)