25.7 C
Jayapura
Friday, 24 March 2023

Pembangunan Berkelanjutan, Hutan Mangrove Butuh Sentuhan Bersama

MANOKWARI — Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Mangrove Tahun 2021 di Kabupaten Manokwari, diharapkan menjadi komitmen bersama pemerintah dan masyarakat pemilik hak ulayat kawasan pesisir pantai. Hal ini dalam upaya pemberdayaan masyarakat pada percepatan rehabilitasi mangrove untuk pembangunan berkelanjutan.

Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDASHL) Remu Ransiki, Direktoral Jenderal Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, setelah melakukan sosialisasi Program PEN Mangrove Tahun 2021, awal April lalu, selanjutnya melakukan kunjungan lapangan bersama tim BRGM (Badan Restorasi Gambut dan Mangrove) setelah melakukan koordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Manokwari, melalui Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan Kabupaten Manokwari serta Distrik Manokwari Selatan kemudian ditindaklanjuti dengan melakukan kunjungan lapangan, Rabu (26/5/21).

Kepala Seksi Program DASHL BPDASHL Remu Ransiki, Bayu Adrian Victorino menjelaskan, Program PEN tahun ini yang difokuskan pada Sembilan daerah, yakni Provinsi Sumatera Utara, Riau, Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Papua, dan Provinsi Papua Barat lebih khusus di Kabupaten Manokwari.

“Saat ini masih pada tahap survey untuk penyusunan rancangan teknis. Berdasarkan survey, pada areal yang ombaknya cukup besar dan media pasirnya labil, maka akan digunakan pola penanaman rumpun berjarak. Atau dengan kata lain, pola rumpun berjarak ini ditempatkan pada areal yang langsung menghadap ombak sehingga diharapkan selain mengurangi besarnya ombak, keberadaan rumpun-rumpun mangrove ini nantinya dapat pula menjerat lumpur atau hara yang dibutuhkan untuk pertumbuhan selanjutnya, baik secara alami maupun dengan campur tangan manusia,” jelas Bayu.

“Sedangkan pada areal yang kerapatan mangrovenya sedang sampai jarang, maka untuk mempercepat proses revegetasi dan menambah keanekaragaman jenis maka akan digunakan pola pengkayaan, yaitu dengan menanam bibit mangrove di sela-sela mangrove dewasa yang sudah ada. Semoga Program PEN Mangrove ini dapat bermanfaat bagi masyarakat maupun pemerintah Kabupaten Manokwari,” sambung Bayu.

Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran, Kerusakan Lingkungan Hidup dan Keanekaragaman Hayati, Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan Kabupaten Manokwari, Yohanes Ada’ Lebang, berharap manfaat penting dari adanya Hutan Mangrove.

Untuk itu, menjadi komitmen dan perlu mendapat perhatian serius secara bersama-sama terutama dalam mendukung pemerintah daerah dalam pemberdayaan masyarakat mengembangkan kawasan pantai dan pesisir lebih bermanfaat, dan lebih baik untuk kesejahteraan masyarakat Manokwari.  Potensi mangrove yang dimiliki saat ini jenis rhizophora sp, avicennia sp dan sonneratia sp, diantaranya seperti: rhizophora apiculata, kandelia candel  dan avicennia marina.

“Setelah melakukan koordinasi dan komunikasi serta terus mendorong agar Manokwari menjadi prioritas intervensi program PEN Mangrove, dengan menjadi kerinduan bersama pesisir Manokwari bisa kembali ditumbuhi mangrove untuk pembangunan berkelanjutan, baik secara ekologis, yang diantaranya merupakan fungsi penahan gelombang, kesejukan, keindahan, sebagai tempat habitat ikan, maupun penahan sampah. Sedangkan dari segi Sosial, kebersamaan dan kekeluargaan dalam menjaga bersama sebagai aset pariwisata dan dari segi ekonomi, dalam upaya meningkatkan ekonomi keluarga melalui ekonomi kreatif seperti menjadi bahan pembuatan shampoo, sabun mandi, sirup, permen, bahan dasar kain batik dan manfaat lainnya untuk generasi emas Papua,” imbuh Lebang.

Meliyana Sayutan, Kepala Distrik Manokwari Selatan menyambut baik dan sangat mendukung  Program PEN Mangrove khususnya oleh masyarakat yang berada di pesisir pantai Distrik Manokwari Selatan, diantaranya, Sowi Pantai Kelurahan Sowi, Pantai Andai-Maripi, dan Pantai Kabori-Maruni setelah melakukan kunjungan lapangan bersama.

“Sebagai masukan dari masyarakat, ada kerja sama yang baik antara pemerintah dan pemilik hak ulayat, sehingga tidak ada perbedaan pendapat, tetapi bagaimana memikirkan dampak dari abrasi/pengikisan pantai yang nantinya membawa dampak bencana bagi masyarakat pesisir,” ujar Meliyana.

“Besar harapan masyarakat dengan menanam kembali hutan mangrove, maka masyarakat yang berada di pesisir pantai, bisa berada pada zona aman. Selain itu, degan adanya kegiatan ini, bisa melibatkan masyarakat setempat dimana program akan dihadirkan mulai dari menyiapkan bibit sampai pada saat penanaman hingga perawatan. Dengan demikian, masyarakat juga ikut merawat dan melestarikan hutan Mangrove karena merasa memilikinya,” tandas Meliyana. (ris/xlo)

MANOKWARI — Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Mangrove Tahun 2021 di Kabupaten Manokwari, diharapkan menjadi komitmen bersama pemerintah dan masyarakat pemilik hak ulayat kawasan pesisir pantai. Hal ini dalam upaya pemberdayaan masyarakat pada percepatan rehabilitasi mangrove untuk pembangunan berkelanjutan.

Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDASHL) Remu Ransiki, Direktoral Jenderal Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, setelah melakukan sosialisasi Program PEN Mangrove Tahun 2021, awal April lalu, selanjutnya melakukan kunjungan lapangan bersama tim BRGM (Badan Restorasi Gambut dan Mangrove) setelah melakukan koordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Manokwari, melalui Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan Kabupaten Manokwari serta Distrik Manokwari Selatan kemudian ditindaklanjuti dengan melakukan kunjungan lapangan, Rabu (26/5/21).

Kepala Seksi Program DASHL BPDASHL Remu Ransiki, Bayu Adrian Victorino menjelaskan, Program PEN tahun ini yang difokuskan pada Sembilan daerah, yakni Provinsi Sumatera Utara, Riau, Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Papua, dan Provinsi Papua Barat lebih khusus di Kabupaten Manokwari.

“Saat ini masih pada tahap survey untuk penyusunan rancangan teknis. Berdasarkan survey, pada areal yang ombaknya cukup besar dan media pasirnya labil, maka akan digunakan pola penanaman rumpun berjarak. Atau dengan kata lain, pola rumpun berjarak ini ditempatkan pada areal yang langsung menghadap ombak sehingga diharapkan selain mengurangi besarnya ombak, keberadaan rumpun-rumpun mangrove ini nantinya dapat pula menjerat lumpur atau hara yang dibutuhkan untuk pertumbuhan selanjutnya, baik secara alami maupun dengan campur tangan manusia,” jelas Bayu.

“Sedangkan pada areal yang kerapatan mangrovenya sedang sampai jarang, maka untuk mempercepat proses revegetasi dan menambah keanekaragaman jenis maka akan digunakan pola pengkayaan, yaitu dengan menanam bibit mangrove di sela-sela mangrove dewasa yang sudah ada. Semoga Program PEN Mangrove ini dapat bermanfaat bagi masyarakat maupun pemerintah Kabupaten Manokwari,” sambung Bayu.

Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran, Kerusakan Lingkungan Hidup dan Keanekaragaman Hayati, Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan Kabupaten Manokwari, Yohanes Ada’ Lebang, berharap manfaat penting dari adanya Hutan Mangrove.

Untuk itu, menjadi komitmen dan perlu mendapat perhatian serius secara bersama-sama terutama dalam mendukung pemerintah daerah dalam pemberdayaan masyarakat mengembangkan kawasan pantai dan pesisir lebih bermanfaat, dan lebih baik untuk kesejahteraan masyarakat Manokwari.  Potensi mangrove yang dimiliki saat ini jenis rhizophora sp, avicennia sp dan sonneratia sp, diantaranya seperti: rhizophora apiculata, kandelia candel  dan avicennia marina.

“Setelah melakukan koordinasi dan komunikasi serta terus mendorong agar Manokwari menjadi prioritas intervensi program PEN Mangrove, dengan menjadi kerinduan bersama pesisir Manokwari bisa kembali ditumbuhi mangrove untuk pembangunan berkelanjutan, baik secara ekologis, yang diantaranya merupakan fungsi penahan gelombang, kesejukan, keindahan, sebagai tempat habitat ikan, maupun penahan sampah. Sedangkan dari segi Sosial, kebersamaan dan kekeluargaan dalam menjaga bersama sebagai aset pariwisata dan dari segi ekonomi, dalam upaya meningkatkan ekonomi keluarga melalui ekonomi kreatif seperti menjadi bahan pembuatan shampoo, sabun mandi, sirup, permen, bahan dasar kain batik dan manfaat lainnya untuk generasi emas Papua,” imbuh Lebang.

Meliyana Sayutan, Kepala Distrik Manokwari Selatan menyambut baik dan sangat mendukung  Program PEN Mangrove khususnya oleh masyarakat yang berada di pesisir pantai Distrik Manokwari Selatan, diantaranya, Sowi Pantai Kelurahan Sowi, Pantai Andai-Maripi, dan Pantai Kabori-Maruni setelah melakukan kunjungan lapangan bersama.

“Sebagai masukan dari masyarakat, ada kerja sama yang baik antara pemerintah dan pemilik hak ulayat, sehingga tidak ada perbedaan pendapat, tetapi bagaimana memikirkan dampak dari abrasi/pengikisan pantai yang nantinya membawa dampak bencana bagi masyarakat pesisir,” ujar Meliyana.

“Besar harapan masyarakat dengan menanam kembali hutan mangrove, maka masyarakat yang berada di pesisir pantai, bisa berada pada zona aman. Selain itu, degan adanya kegiatan ini, bisa melibatkan masyarakat setempat dimana program akan dihadirkan mulai dari menyiapkan bibit sampai pada saat penanaman hingga perawatan. Dengan demikian, masyarakat juga ikut merawat dan melestarikan hutan Mangrove karena merasa memilikinya,” tandas Meliyana. (ris/xlo)

MOST READ

Artikel Terbaru

Artikel Lain